
Gandeng DLHK Kepri Susuri Kawasan Perhutanan Sosial untuk Lokasi Padi Gogo
Bintan - Terus upayakan penuhi target pengembangan padi lahan kering atau padi gogo di Kepulauan Riau seluas 323,97 hektar, BSIP Kepri kembali melalukan identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL). Pada kesempatan ini, BSIP Kepri menggandeng Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Kepri untuk meninjau calon lokasi pengembangan padi gogo di kawasan perhutanan sosial Kabupaten Bintan (15/01).
Kepala BSIP Kepri, Ahmad Tohir Harahap bersama Tim berkoordinasi dan melakukan kunjungan secara langsung ke lapangan bersama Pejabat Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan DLHK Kepri, Linda Fanani, serta Pendamping Perhutanan Sosial dari Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Unit IV Bintan-Tanjungpinang, Zulfi, dan Koordinator Penyuluh Pertanian Dinas Ketahanan Pangan Pertanian Kesehatan Hewan Provinsi Kepulauan Riau, Enny Yuli Astuti. Berdasarkan SK CPCL Padi Gogo di Lahan Perkebunan atau Lahan Lainnya yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Perkebunan, salah satu lokasi di Provinsi Kepulauan Riau yang ditunjuk untuk pengembangan padi lahan kering atau padi gogo dalam dukungannya terhadap swasembada pangan adalah lahan perhutanan sosial di wilayah Kabupaten Bintan. Untuk itu BSIP Kepri bersama Tim melakukan survei ke lokasi-lokasi tersebut.
Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL) yang dilakukan pada hari ini, lebih mengarah ke kelompok tani hutan (KTH) di Kabupaten Bintan dan Tannjungpinang di bawah pendampingan DLHK dan KPHP. Kelompok-kelompok tersebut antara lain KTH Karya Sejahtera Bersama, KTH Busung Raya Mandiri, KTH Bintan Pesisir Lestari, KTH Kawal Buana Lestari, serta KTH Sumber Rezeki.
Ahmad Tohir dalam keterangnnya kepada petani menyampaikan bahwa program ini perlu dukungan bersama. Ia mencoba memberikan pemahaman khusus terkait pengembangan padi gogo yang masih awam di kalangan petani Bintan dan Tanjungpinang. “Budidaya padi gogo atau padi lahan kering ini dilakukan seperti halnya budidaya tanaman pangan pada umumnya semacam jagung, kacang tanah dan lainnya di lahan kering. Khususnya dibawah tegakkan tanaman-tanaman yang belum menghasilkan seperti durian dan kelapa di lahan Bapak saat ini, sangat berpotensi sekali,” ujarnya pada Ahong, Ketua KTH Bintan Pesisir Lestari. Terkait kurang tersedianya SDM pertanian yang menggarap, kami akan berkoordinasi dengan PPL setempat dan Dinas Ketahanan dan Pertanian Kabupaten Bintan,” imbuhnya.
Gayung bersambut akan hadirnya program pengembangan padi gogo ini disampaikan oleh Muhammad Aziz, Ketua KTH Sumber Rezeki yang mempunyai pengalaman bertani padi gogo pada lahan kering di Pulau Jawa. “Pengembangan padi gogo di lahan kering di Kepri saya rasa sangat menarik, peluang dan potensinya besar, apalagi jika berhasil dengan hasil panen yang tinggi. Saya dan anggota lainnya akan bergabung, ikut serta dalam program ini, dan mencoba mengembangkannya,” respon Aziz.
Harapannya, BSIP Kepri dan DLHK Provinsi Kepri dapat mengidentifikasi dan menetapkan kelompok tani hutan lainnya sebagai CPCL pengembangan padi lahan kering di Kepulauan Riau. Ke depannya program ini dapat terlaksana dan memenuhi target dalam mendukung swasembada pangan pada Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada Tahun 2025 ini.